Unud dan Yamaguchi University Gelar International Symposium on Establishment of the Southeast Asia Research and Education Center for Disaster Reduction and Environmental Monitoring using Satelite Remote Sensing'

Denpasar – Universitas Udayana bekerja sama dengan Yamaguchi University, Japan menggelar International Symposium on Establishment of the Southeast Asia Research and Education Center for Disaster Reduction and Environmental Monitoring using Satellite Remote Sensing, Selasa (17/10/2017) di Gedung GDLN Unud Kampus Sudirman Denpasar.  Simposium dilaksanakan oleh Center for Remote Sensing and Ocean Sciences (CReSOS) Unud bekerja sama dengan Center for Research and Application of Satellite Remote Sensing (CRAS) Yamaguchi University melalui Teleconference.

Prof. Mengu Cho, Director of Laboratory of Spacecraft Environment Interaction Engineering, Kyushu Institute of Technology dihadirkan sebagai Keynote Speaker, dengan topic “What Can Small Satellites Can Do?”. Di samping itu juga ada beberapa presentasi lainnya tentang riset terkini diantaranya montoring dengan menggunakan satelit dan GPS.


(Rektor Unud, Prof. A.A. Raka Sudewi saat memberikan sambutan)

Rektor Unud, Prof. A.A. Raka Sudewi  menyampaikan Universitas Udayana telah melakukan banyak kerja sama internasional, baik dalam bentuk seminar, simposium, konferensi, FGD, kelas internasional, serta berbagai jenis kegiatan lainnya dengan banyak institusi di dunia salah satunya adalah kerja sama yang cukup aktif dilaksanakan kedua belah pihak dengan Universitas Yamaguchi, Jepang.

Simposium ini sangat dibutuhkan dan kebetulan dilaksanakan bersamaan dengan kemungkinan bencana yang mengancam Bali, yakni kemungkinan meletusnya Gunung Agung. Seperti yang diketahui, Gunung Agung terakhir meletus pada tahun 1963 yang menjadi salah satu sejarah terberat dan paling dahsyat dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada tanggal 18 Februari 1963. Saat ini, menurut laporan Otoritas Lokal,  3 minggu terakhir, kondisi Gunung Agung berstatus awas, ribuan gempa bumi tercatat dan aktivitas seismik tetap sangat tinggi. Gunung Agung telah diamati memuntahkan asap putih dan lebih  dari 140.000 warga Bali telah dievakuasi dan para ahli telah memperingatkan bahwa letusan dapat terjadi kapan saja.

Simposium ini diharapkan menjadi upaya mitigasi dini terhadap ancaman bencana yang dapat diformulasikan melalui penginderaan jarak jauh menggunakan satelit. Penerapan teknologi satelit penginderaan jauh diperlukan untuk memprediksi daerah-daerah bahaya dan melakukan tindakan pencegahan. Melalui kesempatan ini Rektor berharap CReSOS Unud dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk pengembangan bidang akademik dan penelitian, khususnya di bidang penginderaan jarak jauh dan ilmu kelautan, serta melalui pengembangan program double degree, program pertukaran mahasiswa Indonesia dan Jepang, penelitian dan publikasi internasional. (HM)


(International Symposium on Establishment of the Southeast Asia Research and Education Center for Disaster Reduction and Environmental Monitoring using Satellite Remote Sensing)