Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Gelar Seminar Nasional Bahasa Ibu (SNBI) Ke-12 dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu (LPBI) Ke-2

Denpasar - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menggelar Seminar Nasional Bahasa Ibu (SNBI) Ke-12 dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu (LPBI) Ke-2 di Auditorium Widya Sabha Mandala Prof. Dr. Ida Bagus Mantra Kampus Nias Denpasar, Kamis-Jumat (6-7 Februari 2020). Seminar ini menghadirkan beberapa Narasumber yang terdiri dari Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum, Perwakilan Walikota Denpasar, Prof. Dr. Jufrizal, M.Hum dari Universitas Negeri Padang, Dr. Ketut Widya Purnawati, Dr. I Ketut Jirnaya, Dr. Ida Ayu Made Puspani dan Dr. Ni Ketut Ratna Erawati dari Universitas Udayana dan Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum dari Universitas Negeri Solo.

Ketua Panitia I Wayan Mulyawan menyampaikan kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh Program Studi Magister dan Doktor Linguistik FIB dan pada tahun ini mengambil tema "Dokumentasi dan Revitalisasi Bahasa Lokal sebagai Identitas Lokal di Duna Global". Kegiatan ini juga terselenggara atas dukungan dari Walikota Denpasar dan Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan melalui Balai Bahasa Bali.

SNBI kali ini diikuti 142 pemakalah dalam 131 paper, dengan luaran Prosiding Nasional sebanyak 48 paper dan Prosiding Scopus 18 paper sedangkan LPBI diikuti oleh 60 peserta. Dalam seminar kali ini standar luaran akan ditingkatkan menjadi Luaran Jurnal Terindeks Scopus melalui berbagai Jurnal yang dimiliki oleh publisher yang dalam hal ini bekerja sama dengan Publisher EUDL (European Union Digital Library).

Dekan FIB Dr. Made Sri Satyawati menyampaikan bahwa seminar ini merupakan salah satu dari dua seminar yang ada di Program S2 dan S3 Linguistik FIB Unud. Seminar lainnya adalah Seminar Internasional Austronesia yang digelar tiap dua tahun. Seminar ini selain sebagai ajang temu linguistik juga sebagai ajang temu alumni dan tahun ini tidak lagi berkutat pada kajian bahasa lokal, tetapi juga pada kajian sastra dan budaya.

Sementara Rektor Unud Prof. A.A Raka Sudewi memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Seminar ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi. Saat ini tidak mudah melestarikan bahasa Ibu di tengah perkembangan teknologi digital, di mana literasi digital sebagian besar berbahasa nasional maupun internasional.  Untuk itu kita harus berinovasi untuk menanggulangi hal ini. Menghadapi era digital ini Unud juga telah mengembangkan mata kuliah berbasis digital yakni Digital Society yang telah mulai dijalankan. Rektor berharap civitas akademika Universitas Udayana turut serta melestarikan penggunaan bahasa Ibu, mengingat bahasa menunjukkan jati diri dan karakter bangsa.

Sekda Kota Denpasar A.A Ngurah Rai Iswara dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kita harus bangga memakai bahasa Ibu, dan Walikota Denpasar telah menerbitkan edaran di lingkungan Pemkot setiap hari tertentu wajib menggunakan bahasa Ibu. Hal ini juga sesuai dengan visi Kota Denpasar yakni Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan. Pemkot juga siap memfasilitasi kegiatan seperti ini dari segi penganggaran dan sarana prasarana dimana Pemkot Denpasar telah memiliki Gedung DNA (Dharma Negara Alaya) yang dapat digunakan sebagai salah satu medianya.

Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum selaku Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan menyampaikan pelestarian bahasa Ibu menjadi salah satu fokus pekerjaan Badan meskipun pekerjaan utamanya berada di Pemerintah Daerah. Badan melakukan koordinasi dan merangkul Pemerintah Daerah untuk kemajuan bahasa Ibu salah satunya melalui penyelengaraan kegiatan seminar yang diharapkan memberikan kontribusi untuk memperkaya bahasa Indonesia dan memperkuat bahasa Ibu.

Dalam penyelenggaraan SNBI dan LPBI ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dengan Balai Bahasa Provinsi Bali. (HM).