PKKMB FIB Unud 2019, Kapolda Bali Beri Wawasan Kebangsaan

Denpasar - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana menyelenggarakan “Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) dengan mengambil tema “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, Berbeda-beda dalam Satu Kesatuan: Negara Kesatuan Republik Indonesia”. PKKMB berlangsung selama dua hari (19-20 Agustus 2019) bertempat di Aula Widya Sabha Mandala kampus setempat.

Acara PKKMB merupakan program reguler setiap tahun dan kali ini menghadirkan nara sumber Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Dr. (H.C.) Petrus Reinhard Golose, M.M. yang telah mendapat gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) di bidang Ilmu Hukum dari Universitas Udayana. Ketua Panitia PKKMB, Dr. I Made Rajeg, M.Hum., menyampaikan mahasiswa peserta PKKMB 2019 berjumlah 569 orang yang terdiri dari 563 mahasiswa baru dan 6 orang mahasiswa angkatan lama, yang belum sempat mengikuti kegiatan dimaksud. Tujuan pelaksanaan PPKMB antara lain untuk pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru. Di samping itu, “PPKMB juga bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar dapat menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual,” ujar Dr. Made Rajeg.

Dekan FIB Unud, Prof. Dr. Sutjiati Beratha,M.A. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kapolda Bali atas kehadirannya memberikan kuliah umum kepada mahasiswa FIB Unud. “Materi ceramah beliau sangat cocok dengan tema PPKMB yaitu Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa,” ujar Dekan FIB Prof. Sutjiati. Dalam sambutannya, Dekan juga memberikan berbagai motivasi kepada mahasiswa dalam kaitannya dengan penyesuaian belajar di perguruan tinggi. Dekan juga mengingatkan mahasiswa sejak awal agar bisa tamat tepat waktu yaitu dalam tempo empat tahun. “Untuk itu, Anda harus belajar dengan giat, tekun dan berdisiplin. Dengan kerja keras itu, kami yakin gelar sarjana akan melekat dalam nama Anda,” ujar Dekan Prof. Sutjiati.

Kepada mahasiswa diminta untuk mengikuti PPKMB dengan baik terutama mengenai mekanisme dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan penggunaan sarana akademik dan tata tertib untuk memperlancar kegiatan studi. Dalam ceramahnya, Irjen Pol. Dr. Dr. (H.C.) Petrus Reinhard Golose, M.M. membahas berbagai hal mengenai wawasan kebangsaan, Pancasila, radikalisme dan terorisme, dan propaganda lewat kebohongan. Menurut Irjen Pol. Dr. Dr. (H.C.) Petrus Reinhard Golose, M.M., terorisme merupakan aliran radikal yang memanfaatkan ajaran agama untuk menebar rasa takut. “Kita harus eleminir rasa takut akan teror demi bangsa Indonesia. Karena saat ini terorisme telah menyasar dunia pendidikan, terutama mahasiswa dan dosen banyak yang direkrut untuk menjadi simpatisan mereka,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Irjen Pol. Dr. Dr. (H.C.) Petrus Reinhard Golose, M.M. juga menegaskan bahwa mahasiswa dan dosen banyak yang mulai terpapar radikalisme. Disebutkan pula bahwa belakangan ini terjadi pergeseran modus operandi dari teroris dengan pelatihan langsung bergeser dengan cyber space. “Mahasiswa harus hati-hati akan situasi yang ada, jangan sampai mahasiswa tidak mengerti arah pergerakan kaum radikal yang menebar teror,” ujar Irjen Pol. Dr. Dr. (H.C.) Petrus Reinhard Golose, M.M. Dari tanya-jawab dan diskusi Kapolda Bali dengan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, FIB dinyatakan zero percent terpapar radikalisme. Diskusi dengan mahasiswa baru berlangsung sangat interaktif, Kapolda Bali juga memberikan hadiah berupa buku hasil karyanya, hand phone, head set, bahkan hadiah yang paling ditunggu-tunggu adalah sepeda yang langsung diberikan bagi mahasiswa baru yang berhasil menjawab pertanyaan beliau. (HM)