Wisuda ke 121 Unud, Wisuda Terakhir Prof. Suastika Sebagai Rektor

Bukit Jimbaran – Universitas Udayana menyelenggarakan Wisuda ke 121 pada hari Sabtu (03/06/2017) di Gedung Auditorium Widya Sabha Kampus Bukit Jimbaran. Sebanyak 801 mahasiswa di wisuda pada hari ini yang terdiri dari 11 orang Diploma-4, 466 orang Sarjana-1, 10 orang Profesi Apoteker, 164 orang Profesi Dokter, 44 orang Dokter Spesialis-1, 97 orang Magister (S2) dan 9 orang Doktor (S3). Sampai dengan wisuda ke 121, jumlah alumni Unud berjumlah 80.495 orang.

Secara keseluruhan IPK rata-rata yang diraih oleh mahasiswa dari berbagai program studi cukup bagus, yaitu IPK 3,84 untuk program Doktor (S3); IPK 3,65 untuk Magister (S2); IPK 3,36 untuk Spesialis; IPK 3,81 untuk Profesi; dan IPK 3,38 untuk Sarjana (S1). Begitu juga dengan rata-rata lama studi yaitu untuk S3 : 8,23 semester, S2 : 5,2 semester, Sp1 : 8,3 semester, Profesi : 3,1 semester, dan Sarjana : 8,10 semester. Jumlah wisudawan kali ini didominasi kaum perempuan yang berjumlah 432 orang, sedangkan wisudawan laki-laki sebanyak 369 orang. Dari sisi prestasi akademik, mahasiswa perempuan lebih baik daripada mahasiswa laki-laki, yaitu rata-rata IPK perempuan 3,55 sedangkan rata-rata IPK laki-laki 3,38. Begitu pula untuk masa studi, kaum perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki yaitu masa studi rata-rata perempuan 8,4 semester sedangkan laki-laki masa studinya lebih lama yaitu 8,8 semester. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akademik laki-laki masih di bawah kaum perempuan.

Rektor Unud, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD dalam sambutannya menyampaikan tanggal 20 Mei yang baru saja lewat,  diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.  Hari peringatan ini diambil dari dimulainya perjuangan Bangsa Indonesia melalui organisasi yang  bernama Boedi Oetomo, yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Menyimak berbagai kejadian belakangan ini, Indonesia benar-benar menghadapi masalah penting. Radikalisme, dominasi mayoritas, penggunaan agama sebagai “alat politik” pada pemilihan kepala daerah, kasus penistaan  agama, kesemuanya bercampur menjadi “ancaman perpecahan” sebagai suatu bangsa. Momentum ini juga menjadi kesadaran kita bersama, bahwa kita semua Rakyat Indonesia bertanggung jawab kepada Bangsa Indonesia dan kepada para Pendiri Bangsa yang telah mampu menyatukan bangsa ini dari latar belakang, etnis, agama, dan lainnya yang berbeda.  Empat pilar, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan Bhineka Tunggal Ika,  yang diembuskan oleh Bapak Taufik Keimas (alm) kini kembali dikibarkan dan disuarakan dengan lebih lantang dan lebih keras oleh seluruh komponen bangsa. Rakyat Indonesia seolah-olah dibangunkan kembali kesadarannya akan pentingnya nilai persatuan dan kesatuan.

Rektor berharap, wisudawan yang telah melek ilmu pengetahuan hendaknya menjadi barisan terdepan dalam membangun persatuan agar NKRI tetap tegak. NKRI harga mati, dan pancasila sebagai landasan dasar kehidupan Bangsa Indonesia, UUD NRI 1945 sebagai landasan hukum berkehidupan, dan hidup damai dalam kebinekaan harus diperjuangkan tiada henti oleh generasi penerus. Tugas para wisudawan tidak hanya memikirkan diri sendiri atau kelompok kecilnya, sudah sepantasnya ikut memberi sumbangan agar Bangsa Indonesia menjadi Negara kuat dan besar di masa mendatang, bukan sebagai penyebab perpecahan. Sebagai intelektual muda dan kelas menengah yang bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dalam menghadapi tantangan global, wisudawan hendaknya membangun kebersamaan dalam menghadapi tantangan dari luar, bukan memecah belah dari dalam yang tidak saja merugikan Negara namun bisa menyebabkan disintegrasi yang dengan susah payah diperjuangkan oleh Bapak Pendiri Bangsa. Wisuda kali ini sekaligus merupakan wisuda terakhir Prof. Ketut Suastika sebagai Rektor Unud karena masa jabatannya yang berakhir pada tanggal 12 Juli 2017. (HM)