Menuliskan yang Lisan dan Melisankan yang Tertulis sebagai Upaya Mempersatukan Bangsa

Sumber foto dari latiefpakpahan.com

Menuliskan yang lisan dan melisankan yang tertulis merupakan salah satu upaya untuk menguatkan jati diri bangsa. Dengan menuliskan tradisi rakyat dan melisankannya kembali diharapkan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang tidak akan hilang dimakan zaman. Ini sesuai dengan  prosiding yang ditulis oleh I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra, dan I Nyoman Duana Suntika berjudul Menulis yang Lisan dan Melisankan yang Tertulis : Model Penguatan Tradisi Bali dalam Teks Geguritan.

Di dalam konteks ilmu sastra ada istilah tradisi lisan dan tradisi tulis. Sesungguhnya tradisi lisan dan tradisi tulis tidak hanya berlaku dalam konteks ilmu sastra, dalam konteks keilmuan lain juga berlaku. Sebagai contoh pada pelajaran Matematika, rumus-rumus yang terdapat pada pelajaran tersebut harus ditulis agar dapat diingat lebih lama dan akan dipaparkan secara lisan kembali ketika menjelaskannya.

I Wayan Suardiana mengatakan, dalam tradisi tulis terdapat tradisi lisan di dalamnya. Dalam tradisi geguritan terdapat kata berulang untuk meyatakan ciri suatu tulisan yaitu menggunakan kata katuturan, bersinonim dengan one upon a time yang artinya pada suatu ketika. Ini menandakan penulis di dalam teks-teks geguritan tersebut melisankan apa yang ditulis di dalam teksnya.

Tradisi lisan akan kuat apabila ditulis, tradisi tulis akan lebih kuat apabila dilisankan kembali. I Wayan Suardiana berkata, “Tradisi lisan dan tradisi tulis bertujuan untuk membantu orang mengingat pengetahuan lebih lama. Kedua, mempermudah orang lain karena tidak semua orang paham apabila disampaikan secara lisan ataupun secara tertulis. Terakhir, untuk mencari akar-akar yang sama tentang kebudayaan di nusantara. Ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat persaudaraan dan menyadarkan masyarakat meskipun berasal dari daerah yang berbeda namun memiliki akar kebudayaan yang sama, lantas untuk apa kita bermusuhan?”

Dengan menuliskan yang lisan dan melisankan yang tertulis dapat menguatkan jati diri bangsa Indonesia, kita memiliki akar yang sama. Dengan demikian, diharapkan masyarakat bisa menjaga hubungan baik dengan sesama, alam, dan sang pencipta. (Andiana)