UNUD ANUGERAHKAN GELAR DOKTOR KEHORMATAN KEPADA PEMENANG NOBEL KIMIA PETER AGRE

Bukit Jimbaran.- Universitas Udayana (Unud) menggelar kuliah umum (general lecture) dengan topik “Opening Doors Worldwide through Medical Science yang menghadirkan Pemenang Nobel Kimia 2003, Dr. Peter Agre, pada Jumat (24/3), di Auditorium Widya Sabha, Kampus Unud Bukit Jimbaran, Bali.  Acara kuliah umum tersebut dirangkaikan dengan penganugerahan gelar Doktor Kehormatan, atau yang cukup lazim dikenal dengan istilah Doctor Honoris Causa /Dr. (H.C.), oleh Unud kepada Dr. Peter Agre yang diberikan sebagai suatu bentuk apresiasi atas prestasi yang dicapainya dan temuannya yang sangat bermanfaat. Secara simbolis, gelar ini dianugerahkan langsung oleh Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD KEMD melalui sidang senat terbuka.­­­ Rektor Ketut Suastika mengungkapkan bahwa pemberian gelar ini merupakan seremoni istimewa karena dilakukan untuk pertama kalinya sepanjang berdirinya Universitas Udayana.

Dr. Peter Agre merupakan seorang dokter dan biolog molekuler kelahiran Minnesota, Amerika Serikat pada 30 Januari 1949. Saat ini, ia merupakan Direktur John Hopkins Malaria Research Institute (JHMRI) di Bloomberg School of Public Health dan tercatat pernah menjabat sebagai President of the American Association for the Advancement of Science. Dr. Peter Agre juga menjadi anggota Dewan Penasehat dari The International Peace Foundation dan telah menerima 17 gelar doktor kehormatan serupa dari universitas di Denmark, Yunani, Hungaria, Jepang, Meksiko, Norwegia, Polandia, dan Amerika Serikat (University of North Carolina at Chapel Hill), serta penghargaan “the Commandership in the Royal Norwegian Order of Merit” dari HM King Harald V.

Pada tahun 2003, ia bersama-sama dengan Roderick Mackinnon dari Rockefeller University menerima Nobel Kimia atas penemuannya pada aquaporins, yakni protein yang memindahkan molekul air melalui membran sel. Penemuannya tersebut telah memberikan kontribusi besar bagi dunia kesehatan. Setelah mendapatkan hibah penelitian dari JMHRI, Dr. Agre kemudian melanjutkan penelitiannya tentang aquaporins untuk malaria, yang mengkaji kemungkinan pemanfaatan aquaporins sebagai sarana pengobatan atau pencegahan penyakit. Oleh karena hasil yang diperolehnya sangat memuaskan, ia kemudian memfokuskan penelitiannya pada malaria.

Acara ini difasilitasi oleh International Peace Foundation, sebuah organisasi  nirlaba ternama yang berbasis di Wina, Austria. Turut berkenan hadir dalam acara ini adalah Gubernur Bali, beserta pejabat penting lainnya di Bali, Mr. Uwe Morawetz, Founding Chairman of the International Peace Foundation dan Mr. Daniel Bednarik selaku Director of Events Coordination.

Ketua Panitia Dr. Ni Putu Sri Harta Mimba menyatakan bahwa kegiatan ini mengundang lebih dari dua ribu mahasiswa dan dosen serta undangan yang berasal dari berbagai institusi pemerintah serta perguruan tinggi negeri dan swasta baik di Bali maupun di luar Bali seraya menyebutkan bahwa kegiatan ini juga menawarkan door prize menarik bagi peserta yang menghadirinya.

Acara ini dikemas dalam rangkaian Bridges Dialogues Towards a Culture of Peace, yang diselenggarakan di 14 universitas terkemuka di Indonesia, termasuk Unud. Sebelum memberikan Kuliah Umum di Universitas Udayana, Peter Agre juga telah memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjajaran Bandung pada 22 Maret 2017 lalu.(RAS/HM)