Tsinghua SEA Berkolaborasi dengan FIB Unud Gelar Konferensi Usung Tema "Tri Hita Karana and Sustainability"
Denpasar - Tsinghua Southeast Asia Center (Tsinghua SEA) berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menyelenggarakan 2025 Conference on Indigenous Wisdom in the Contemporary World (CIWCW) bertempat di Awan Auditorium, UID Bali Campus, Kura-Kura SEZ, Serangan pada Kamis 4 September 2025. Tema konferensi ini adalah "Tri Hita Karana and Sustainability" dengan menghadirkan keynote speaker Prof. Dr. I Made Bandem, MA (Founder Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar). Pembukaan konferensi diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia Mr. Michael Tuori, Rektor Unud dan Senator DPD RI Dapil Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III S.E(M.TRU).,M.Si.
Tahun ini menjadi pelaksanaan perdana konferensi ini dan kegiatan ini dirancang sebagai pertemuan tahunan yang didedikasikan untuk menggali kekayaan, kedalaman, dan relevansi kontemporer dari berbagai sistem pengetahuan adat dari seluruh dunia. Konferensi ini bertujuan menjadi platform dinamis bagi para akademisi, praktisi, pemimpin komunitas, dan para agen perubahan untuk berdialog secara bermakna, berbagi wawasan, serta merefleksikan bagaimana kearifan tradisional dapat menawarkan perspektif dan solusi yang berharga terhadap tantangan global yang paling mendesak saat ini.
Sesuai dengan tema konferensi berfokus pada filsafat Bali Tri Hita Karana yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam dan dunia spiritual. Dengan menjadikan Tri Hita Karana sebagai pusat tema, konferensi ini ingin mengeksplorasi berbagai interpretasi dan penerapan praktisnya dalam bidang-bidang seperti aksi iklim, pembangunan komunitas, perumusan kebijakan, pendidikan, dan kepemimpinan etis.
Acara ini juga akan menjadi titik awal bagi percakapan yang lebih luas dan berkelanjutan tentang bagaimana tradisi kearifan lokal dari berbagai belahan dunia dapat memberikan kontribusi nyata menuju masa depan yang berkelanjutan, inklusif, dan berakar secara spiritual.
Rektor Unud Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, ST.,Ph.D dalam sambutannya menyampaikan Konferensi ini merupakan tonggak yang sangat bermakna, tidak hanya karena merupakan edisi pertamanya, tetapi juga sebagai awal dari dialog global jangka panjang yang sangat dibutuhkan. Tema tahun 2025, “Tri Hita Karana dan Keberlanjutan”, mengangkat kearifan abadi dari filsafat Bali yang menekankan keseimbangan antara manusia (pawongan), alam (palemahan), dan dunia spiritual (parahyangan). Nilai-nilai ini sangat sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs) serta pendekatan holistik yang kita perlukan untuk menghadapi tantangan masa kini.
"Kami meyakini bahwa kearifan lokal bukanlah peninggalan masa lalu, melainkan penunjuk arah bagi masa depan," ujar Rektor Unud.
Di Universitas Udayana, Tri Hita Karana bukan sekadar nilai budaya melainkan paradigma ilmiah utama yang membentuk seluruh karya akademik dan pengabdian kami. Pihaknya berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam seluruh aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam pelaksanaan Konferensi ini, Panitia juga menjalin kerja sama dengan Jurnal Kajian Bali milik Universitas Udayana (yang telah terindeks Scopus Q1) untuk menerbitkan makalah-makalah yang disampaikan dalam konferensi ini, asalkan memenuhi persyaratan dan lolos proses tinjauan sejawat (peer-review) sesuai dengan prosedur yang berlaku di Jurnal Kajian Bali.
Melalui acara ini, diharapkan dapat mendorong pemahaman dan kolaborasi yang lebih besar dalam mengintegrasikan kearifan tradisional ke dalam praktik keberlanjutan kontemporer, guna memastikan bahwa pembangunan yang terjadi tidak hanya efektif, tetapi juga kaya secara budaya dan bermakna secara spiritual.