SEMINAR NASIONAL KONSERVASI PENYU DARI PERSPEKETIF GENETIKA EKOLOGI

Penyelundupan penyu hijau (Chelonia mydas) ke pulau Bali terjadi semakin marak akhir-akhir ini. Selama periode 2015-2016, empat upaya penyelundupan berhasil digagalkan oleh pihak kepolisian setempat, dan 175 ekor penyu Hijau berhasil diselamatkan. Analisi genetik diambil dari 150 individu penyu, dan 136 fragmen mintokondial-DNA (mtDNA) berhasil diamplifikasi dari seluruh sampel. Sejumlah 23 haplotipe mtDNA berhasil di indetifikasi.

Penyu yang diselundupkan ke Bali ini memiliki marka genetik yang identik dengan penyu yang bertelur di pantai Sangalaki-Berau, Long Island-PNG, Ulithi Atoll, Redang Island, Enu Island, Paloh, Ashmore Reef, Sarawak, serta Raja Ampat. Hasil ini menunjukan bahwa perdagangan ilegel penyu laut di Bali akan berdampak pada populasi penyu yang bertelur di Indonesia serta negara-negara lain seperti Malaysia, Pasific Barat, dan Australia. Oleh karena itu, kolaborasi penegkan hukum, baik bersifat regional maupun multi-nasional perlu dilakukan untuk menghentikan ekploitasi penyu laut di wilayah ini.

Hal ini terungkap pada seminar nasional program migister Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan universitas Udayana, Rabu, (03/05).Seminar berlangsung di ruang seminar, lantai 3, gedung pasca sarjana, universitas Udayana, Denpasar. Seminar nasional yang diselenggarakan ini bertajuk, Konservasi Penyu dari Perspektif Genetika Ekologi.

Hadir sebagai narasumber, yakni, drh.Maulid Dio Suhendro, S.kh., drh.Dwi Suprapti,M.Si., drh.I.B.Windia Adnyana,Ph.D., dan Kombes.Pol.Ir.Sukandar,M.M. seminar berlangsung mulai pukul 12.00 siang.

IB Windia Adnyana, ketua panitia seminar nasional, dalam sambutanya mengatakan, bahwa seminar ini pada dasarnya acara rutin program megister Kedokteran Hewan, guna memaparkan hasil penelitian dari mahasiswa. Adnyana menyampaiakan juga bahwa Acara ini terlaksana atas dukungan dari berbagai pihak. Seminar dibuka oleh dekan Fakultas Kedokteran Hewan, yang mewakili Rektor Universitas Udayana yang berhalangan hadir. (etong)