"BEM FEB UNUD Berkolaborasi dengan Sungai Watch Gelar Mangrove Clean Up 2023"

Denpasar, Biro Pers BEM FEB Unud - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana melaksanakan Mangrove Clean Up 2023 pada Jumat (10/2) yang bertempat di Mangrove Last Point, Denpasar. Kegiatan peduli lingkungan merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh BEM FEB Unud dengan bertajuk Equilibrium Sosial Lingkungan Campaign. Kegiatan Mangrove Clean Up 2023 ini dilaksanakan dalam rangka bentuk aksi nyata kepedulian kami di lembaga terhadap lingkungan sekitar dan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada Selasa (21/2). Kendati demikian, tujuan khusus pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menjalankan aksi nyata peduli lingkungan dan mengambil langkah awal bersama sehingga dapat cepat mengatasi permasalahan lingkungan yang ada serta menjangkau masyarakat luas terutama generasi milenial agar berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. 



Permasalahan sampah yang masih bergejolak serta berkelanjutan terutama sampah plastik yang sulit terurai dapat merusak ekosistem hutan mangrove. Biasanya, sampah-sampah yang ada di hutan mangrove berasal dari sampah yang terbuang dan terhanyut ke sungai yang kemudian bermuara ke laut. Dalam memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, BEM FEB Unud yang menggalakkan aksi peduli lingkungan dengan melibatkan salah satu komunitas yaitu Sungai Watch. BEM FEB Unud berkolaborasi dengan komunitas yang berperan aktif dalam kebersihan sungai yang ada di Bali ini bersama-sama turun langsung guna membersihkan sampah yang ada di hutan mangrove. Tidak hanya itu, kolaborasi ini juga bertujuan untuk menyebarluaskan kesadaran lebih banyak masyarakat terutama generasi muda untuk peduli pada lingkungan. Dilihat dari banyaknya jumlah sampah yang terkumpul pada saat pembersihan hutan, tercermin kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah serta menjaga lingkungan yang masih kurang. Berdasarkan kegiatan pembersihan sampah di hutan tersebut, sebanyak 151 karung dengan berat total 992 kg sampah telah terkumpulkan. I Made Dwi Bagiasa selaku Head Patrol dari Sungai Watch mengungkapkan bahwa asal muasal sampah yang tertimbun di Mangrove Last Point, Denpasar berasal dari beberapa titik sungai. “Kalau alur ini masing-masing desa jalur sungainya beda-beda, sumbernya adalah anakan sungai Badung, sampahnya dari Abian Tegal, Pemogan Kaja, Pedungan (sedikit), sisanya Pemogan, Suung, dan Kampung Islam,” ungkapnya. 



Berbagai upaya telah dilakukan pihak Sungai Watch untuk menanggulangi permasalahan sampah yang krusial ini, salah satunya dengan membuat 10 trash barrier di sepanjang sungai yang dikelola Sungai Watch. Pembuatan trash barrier ini bertujuan untuk menyaring sampah agar tidak mengganggu habitat makhluk hidup yang ada di hutan mangrove. Trash barrier ini dapat menyaring sekitar 90% sampah dari hulu, kemudian sekitar 10% sampah akan lolos dari penyaringan tersebut. Walaupun pembersihan di area sungai mangrove dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, tetapi sampah kiriman setiap harinya tetap ada dari beberapa sungai sekitar. Hal ini menunjukkan meski telah banyak terdapat peraturan serta larangan pembuangan sampah sembarangan khususnya di sungai, tetapi masih banyak masyarakat yang belum sadar dan tetap melanggar aturan. Dwi Bagiasa menegaskan penegakan hukum terkait masalah pembuangan sampah sembarangan ini ke depannya harus lebih diperhatikan dan diperketat oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan terutama sungai sebagai sumber kehidupan di bumi karena untuk mengatasi permasalahan ini tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja, melainkan perlu kontribusi seluruh elemen masyarakat.



Kolaborasi salah satu cara untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna mengentaskan permasalahan sampah yang masih belum usai. Kegiatan Mangrove Clean Up ini merupakan implementasi nyata dari tagline BEM FEB Unud di tahun 2023 yakni Kolaborasi Aksi sebagai wujud untuk berkontribusi dalam melestarikan lingkungan dengan menjalin kerja sama dengan pihak luar untuk menyukseskan acara. Alam memberikan semua yang manusia butuhkan dan merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaganya agar tetap lestari. Selaras dengan hal tersebut, Dwi Bagiasa mengajak semua insan harus saling mengingatkan untuk merawat alam termasuk hutan mangrove yang salah satunya berfungsi dalam menjaga kualitas air dan udara. “Untuk mengatasi sampah, kita harus bekerja sama dengan bijak dan rajin saling mengingatkan bahwa alam selalu memenuhi kebutuhan kita dan alam yang memberi kita keteduhan. Jadi, rawat mereka jika ingin keindahan, dan kedamaian lingkungan bersama,” tegasnya. “Ke depannya saya harap masyarakat bisa bergerak dan turut membantu menjadi volunteer untuk bergabung dalam kegiatan di Sungai Watch dengan mengecek akun Instagram kami yakni @sungaiwatch,” tambahnya, sekaligus mewakili harapan dari pihak Sungai Watch. Sejalan dengan Dwi Bagiasa, Ketua BEM FEB Unud periode 2023, Anak Agung Bagus Ngurah Nararya Nata, juga mengungkapkan untuk mengambil satu langkah lebih dulu, satu langkah lebih depan, dengan mencoba mengambil aksi bersama-sama dalam setiap kegiatan termasuk membersihkan semua sampah dengan melibatkan pihak luar. “Saya berharap seluruh mahasiswa di civitas ekonomi bisa ikut serta terlibat sehingga kegiatan ini bisa disandingkan dengan mangrove binaan. Jadi, kita semua beraksi bersama-sama untuk mewujudkan langkah-langkah positif di sekitar kita,” ungkapnya. (rsa/snt/kta/ang/els/mty)