Water Symposium 2025 di Unud, Bahas Strategi Pengelolaan Air Limbah Sirkular Agar Berdampak Positif Bagi Masyarakat dan Lingkungan
Denpasar - Universitas Udayana melalui Fakultas Teknik berkolaborasi dengan Department of Environmental Technology Wageningen University and Research, Bali Youth Parliament for Water, serta Network Initiative menyelenggarakan Water Symposium 2025 dengan tema "Closing the Loop: Enhancing Urban Water Metabolism Through Circular Wastewater Strategies for Sustainable Cities" bertempat di Ruang Aula Gedung Pascasarjana Kampus Sudirman Denpasar, Selasa (19/8/2025). Tujuan dari kegiatan ini yakni untuk menjadi wadah berbagi ilmu, pandangan, serta gagasan mengenai pengelolaan air berkelanjutan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Simposium ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Bali dan menghadirkan tiga narasumber yakni Dr. Katarzyna Kujawa (Lecturer Environmental Technology Department, Wageningen University & Research), Ni Nyoman Santi, ST.,M.Sc (Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Bali-Nusra KLH/BKLH) dan Ir. Kadek Diana Harmayani, ST.,MT.,Ph.D.,IPM. ASEAN Eng (Dosen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Unud).
Wakil Koordinator Panitia Sarah Abigail dalam laporannya menyampaikan simposium ini dihadiri oleh 41 undangan dan 55 peserta yang terdiri dari akademisi, praktisi, NGO, Pemerintah Daerah dan mahasiswa. Isu yang diangkat hadir dari tantangan pengelolaan air di perkotaan terutama di wilayah-wilayah yang mengalami pertumbuhan populasi yang pesat seperti Bali. Hal ini turut di perparah dengan tantangan air limbah yang berpotensi merusak kualitas air tanah dan juga mencemari air jika tidak ditangani dengan baik.
"Mengingat urgensi tersebut Water Symposium 2025 ini hadir untuk merespon tantangan tersebut dengan harapan bahwa ada langkah lebih lanjut untuk menindaklanjuti urgensi pengelolaan air limbah yang berkelanjutan," ujarnya.
Rektor Unud Prof. I Ketut Sudarsana dalam sambutannya menyampaikan seperti yang kita semua ketahui, air adalah sumber kehidupan. Namun, pengelolaan air menjadi semakin kompleks seiring pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Melalui strategi pengelolaan air limbah sirkular, kita didorong untuk mengubah perspektif kita: dari memandang air limbah sebagai beban, menjadi melihatnya sebagai sumber daya yang dapat dipulihkan baik sebagai air bersih, energi, maupun produk berharga lainnya yang mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan mendorong kolaborasi internasional, riset yang berdampak, dan partisipasi aktif dalam dialog global, Universitas Udayana mengambil langkah konkret menuju visi ini dengan tetap menjunjung tinggi nilai- nilai keunggulan, kemandirian, dan budaya.
"Saya yakin forum ini akan menjadi platform yang berharga bagi pertukaran pengetahuan dan kolaborasi, baik di tingkat nasional maupun internasional, dalam upaya bersama kita mewujudkan kota yang berkelanjutan dan tangguh," ucap Rektor.
Sementara Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta dalam sambutannya menyampaikan komitmennya untuk menjaga ketersediaan air bersih dan kelestarian lingkungan di Pulau Dewata. Wagub Giri Prasta menyambut baik inisiatif penyelenggaraan Water Symposium tersebut. Menurutnya, air merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar. Lebih lanjut, Giri Prasta menekankan pentingnya menjaga lingkungan secara konsisten. Ia berharap Water Symposium ini tidak hanya menjadi forum akademis semata, tetapi juga mampu menghasilkan rekomendasi nyata yang dapat diimplementasikan dalam kebijakan publik maupun praktik di lapangan. Hasil diskusi dan kajian dari simposium ini diharapkan mampu memberikan solusi konkret bagi pengelolaan air limbah perkotaan yang berkelanjutan, sehingga dapat diterapkan di Bali sesuai dengan karakteristik sosial, budaya, dan geografis pulau. Simposium ini juga diharapkan mendorong kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan komunitas untuk memperkuat upaya penyediaan air bersih dan pelestarian sumber daya air.