Minat Profesi Turtle Guard BEM FKH UNUD adakan Nekropsi Paus Terdampar Bersama IAM Flying Vet

 

Pada Minggu (9/4) lalu, Minat Profesi Turtle Guard Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana ikut serta dalam nekropsi paus terdampar di Pantai Yeh Leh, Jembrana bersama tim IAM Flying Vet. Kegiataan ini dikelola dan dibantu oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKDSA), Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL), Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Westernlake Foundation, Satuan Gugus Tugas Lingkungan, dan Polres setempat

 

 

 

Nekropsi dilakukan pada Paus Sperma yang juga dikenal sebagai Physeter macrocephalus. Estimasi tubuh paus sepanjang 18 meter dengan berat nyaris 20 ton, dan paus terdampar sehari sebelumnya (8/4/23) dalam kondisi mati sekitar pukul satu siang di tengah laut pantai. Sementara, paus terdampar diduga disebabkan oleh faktor usia dan karena terpisah dari kawanan paus lainnya. Namun, hal tersebut masih belum dapat dipastikan sehingga dilakukan nekropsi untuk meneliti lebih dalam terkait penyebab pastinya. 

  

Pemindahan lokasi paus yang sulit akibat bobot badannya menyebabkan nekropsi dilakukan di pinggir pantai. Untuk memindahan paus menuju pinggir pantai, dibutuhkan bantuan dari berbagai pihak yang hadir dan bantuan eskvator. Pemindahan ini dilakukan sejak pagi hingga siang hari. 

 

Kemudian, proses nekropsi berlangsung kurang lebih selama dua jam dari pukul 14.15 WITA hingga 16.36 WITA dengan dua tim masing-masing berisi dokter hewan, asisten sampel, asisten perlengkapan, tim insisi, notulensi, dan dokumentasi. Anggota Minat Profesi Turtle Guard aktif mengambil peran dalam proses nekropsi sebagai asisten nekropsi dan dokumentasi notulensi. 

 

   

 

Setelah proses nekropsi selesai, tubuh paus dipotong menjadi beberapa bagian untuk memudahkan penguburan paus. Lokasi penguburan paus dilakukan di bagian barat pantai untuk menghindari pasang laut dengan bantuan eskavator. 

 

Keikutsertaan Minat Profesi Turtle Guard Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dalam nekropsi paus merupakan kesempatan berharga untuk menambah pengalaman anggota. Harapannya dengan dilakukan proses nekropsi akan menambah pengetahuan dan informasi mengenai satwa paus dalam dunia kedokteran hewan.

 

"Saat nekropsi banyak sekali pengetahuan yang saya dapatkan tentang proses pemeriksaan mamalia laut yang telah mati, jadi tau apa yang diperiksa dan apa yang boleh tidak boleh dilakukan. Semoga hal seperti ini (Kejadian paus terdampar) tidak terulang lagi dan hasil penyebab terdamparnya paus cepat keluar karena mungkin saja faktornya dari kita. Jadi sebagai masyarakat, kita harus turut menjaga alam terutama laut."  ungkap Meigagina Rahmawati, salah satu volunteer anggota Minat Profesi Turtle Guard dalam kegiataan nekropsi.