Universitas Udayana Menjadi Salah Satu Mitra Beasiswa PDDI 2025
Badung – Universitas Udayana (Unud) turut serta dalam kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia (PDDI) Tahun 2025 (Regional II) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT). Adapun agenda penandatanganan PKS yaitu meliputi penjelasan mekanisme pencairan dan biaya pendidikan, penandatanganan perjanjian kerja sama, serta konfirmasi data registrasi penerima beasiswa. Acara ini dihadiri oleh pimpinan perguruan tinggi dari berbagai wilayah dan berlangsung di HARRIS Hotel & Residences Riverview Kuta, Bali, Selasa (16/9/2025).
Acara dibuka oleh Kepala Bidang Fasilitas Layanan Pembiayaan Dikti PPAPT, Septien Prima Diassari. Dalam sambutannya Ia menyampaikan bahwa program beasiswa PDDI merupakan nomenklatur baru yang sebelumnya dikenal dengan Program Pendidikan Indonesia. Pada periode 4 hingga 5 tahun terakhir, program tersebut mencakup berbagai sasaran, mulai dari guru, dosen, pelaku budaya, hingga beasiswa S1 dalam skema Beasiswa Indonesia Maju.
Ia menjelaskan, sejak tahun 2025 dengan adanya pemisahan tiga kementerian, maka tugas dan fungsi (tusi) terkait sasaran penerima beasiswa juga dibagi sesuai kewenangan masing-masing kementerian. Pengelolaan program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) untuk guru kini berada di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sedangkan PPAPT masih mengelola BPI yang sedang berjalan untuk dosen dan pelaku budaya.
Lebih lanjut, Septien menyampaikan bahwa Beasiswa PDDI yang diluncurkan pada Juni 2025 dengan alokasi pendanaan dari APBN menargetkan sekitar 1.100 penerima. Melalui agenda penandatanganan perjanjian kerja sama ini, seluruh perguruan tinggi diharapkan dapat memastikan kembali bahwa penerima beasiswa berstatus aktif.
“Urgensi dari PKS ini karena terdapat komponen pembiayaan yang disalurkan, sehingga diperlukan perjanjian kerja sama yang mengikat hak dan kewajiban antara PPAPT dan perguruan tinggi,” tegasnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unud, Prof. Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr., hadir sebagai perwakilan dari Universitas Udayana. Dalam kesempatan terpisah Prof. Alit menyampaikan bahwa program Beasiswa PDDI merupakan langkah penting untuk memperkuat kualitas akademik di lingkungan perguruan tinggi. Menurutnya, Universitas Udayana patut berbangga karena dari seribu seratus kuota nasional, sebanyak delapan dosen Unud berhasil menerima beasiswa ini. Kesempatan tersebut dinilai membuka ruang besar dalam peningkatan kapabilitas akademik, sekaligus memberi peluang bagi dosen untuk melanjutkan studi hingga jenjang S3 dengan dukungan penuh, mulai dari biaya UKT, biaya hidup, hingga penelitian.
“Universitas Udayana sangat menyambut baik adanya beasiswa PDDI ini, karena bukan hanya memberi kesempatan peningkatan kapabilitas akademik dosen, tetapi juga memperkuat kualitas pembelajaran dan penelitian di kampus. Kami berharap semakin banyak dosen yang memanfaatkan program ini sehingga daya saing Unud di kancah nasional maupun internasional semakin meningkat,” ujarnya.
Prof. Alit juga menekankan harapan agar semakin banyak dosen yang mengajukan beasiswa di masa mendatang sehingga percepatan peningkatan kapabilitas akademik dapat tercapai. Ia menambahkan, dukungan penuh juga diberikan terhadap pemanfaatan peluang beasiswa reguler maupun negeri, termasuk program join degree, serta membuka lebih banyak program studi yang siap menerima mahasiswa penerima beasiswa PDDI.