Mengantisipasi Bahaya Senyap, Workshop Kesehatan Pohon di Bali Soroti Pentingnya Mitigasi Arborikultur
Denpasar - Ancaman pohon tumbang yang mengintai di ruang publik perkotaan menjadi isu penting yang membutuhkan penanganan serius di tengah cuaca ekstrem yang terjadi. Menjawab tantangan ini, Program Studi Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Universitas Udayana, berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Bali, menyelenggarakan Workshop Pemeliharaan Kesehatan Pohon pada 11-12 September 2025. Workshop yang juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis Unud ke 63 ini diselenggarakan di Aula Gedung Pascasarjana Universitas Udayana. Acara yang dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Udayana Prof. Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr., S.C., Ph.D ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai instansi pemerintah dan swasta di Kabupaten Denpasar dan Badung.
Workshop ini secara khusus dirancang untuk membekali para peserta dengan keterampilan esensial dalam mendeteksi dan mengantisipasi potensi bahaya pada pohon. Pohon yang tampak kokoh dari luar bisa saja memiliki masalah struktural internal, seperti perakaran rapuh atau penyakit yang menggerogoti batang. Tanpa pemeriksaan yang tepat, kondisi ini dapat berujung pada insiden pohon tumbang yang membahayakan. Oleh karena itu, edukasi mengenai arborikultur ilmu menanam, memelihara, dan mengelola pohon menjadi sangat krusial. Kegiatan ini menjadi jembatan antara pengetahuan teoritis dan praktik lapangan, memberikan solusi nyata untuk masalah yang sering luput dari perhatian.
Workshop Pemeliharaan Kesehatan Pohon ini mengundang dua pakar di bidang arborikultur yaitu Ir. Rully Wijayakusuma dari IALI Jawa Barat dan seorang Peneliti Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Ir. Arief Noor Rachmadiyanto, S.P., M.P. Narasumber Ir. Rully Wijayakusuma memberikan materi dan pelatihan cara mendeteksi kesehatan pohon menggunakan pendekatan manual, cara menganalisis dan menyusun rekomendasi serta langkah-langkan mitigasinya. Beliau melatih kepekaan para peserta untuk membaca "bahasa" pohon melalui pengamatan visual yang teliti. Peserta diajarkan cara mengidentifikasi gejala-gejala penyakit, kondisi perakaran yang buruk, atau cacat struktural pada batang dan cabang yang dapat menjadi pertanda bahaya. Praktik lapangan langsung di area kampus memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengaplikasikan materi yang diberikan, mengamati langsung kondisi fisik pohon, dan mendiskusikan temuan mereka. Narasumber kedua yaitu Dr. Ir. Arief Noor Rachmadiyanto, S.P., M.P., memperkenalkan metode penilaian kesehatan pohon menggunakan teknologi digital. Penggunaan teknologi ini memungkinkan peserta mendiagnosis kondisi internal pohon yang tidak terlihat dari luar, seperti keropos di dalam batang, dengan presisi tinggi tanpa perlu memotong pohon. Pendekatan ini melengkapi metode manual, memberikan diagnosis yang objektif, akurat dan terperinci, serta data yang solid sebagai dasar pengambilan keputusan mitigasi.
Melalui sinergi antara pengetahuan praktis dan ilmiah, workshop ini menjadi bukti konkret komitmen untuk menjaga lingkungan dan menjamin keamanan masyarakat. Fakultas Pertanian Universitas Udayana berharap, kompetensi yang telah ditingkatkan ini tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga diterapkan secara nyata di lapangan. Diharapkan, langkah-langkah proaktif ini dapat terus diperkuat sehingga ruang terbuka hijau di Bali dapat tetap lestari dan memberikan perlindungan bagi seluruh warganya.