Asiknya Mengenal Keanekaragaman Hayati Laut Melalui Pendekatan Genetika Molekular Terbaru

Pada tanggal 4-6 oktober 2019, Program Pascasarjana Universitas Udayana (Unud) dan Yayasan Biodiversitas Indonesia (BIONESIA) bekerjasama dengan Indonesian Biodiversity Research Center (IBRC) dan Diponegoro Marine Biodiversity Project (DMBP)-Diponegoro University melaksanakan workshop penilaian biodiversitas dan mengambil judul “Advance Molecular Genetic Methods for Biodiversity Assessment”. Workshop ini merupakan bagian dari program PEER Science yang didukung oleh USAID. Workshop ini bertempat di Laboratorium Lapangan IBRC, Pemuteran-Bali, dan bertujuan untuk mengenalkan metode – metode yang dapat digunakan untuk menilai dan mengukur biodiversitas suatu ekosistem. Selain itu, workshop ini juga bertujuan untuk memperkenalkan metode genetika molekular terbaru yang dikenal dengan Next-Generation Sequencing (NGS). Pelatihan ini diikuti oleh para mahasiswa dan akademisi dari Program Sarjana dan Program Pascasarjana UNUD, serta para peneliti dan staff dari beberapa instansi seperti Loka Riset Perikanan Tuna, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut-Gondol (BBPPBL-Gondol) dan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Workshop ini dibagi ke dalam beberapa kegiatan, diantaranya: kunjungan ke balai riset, materi kelas, koleksi sampel di lapangan, serta pengolahan dan penyiapan sampel di laboratorium. Materi pada saat workshop diberikan oleh para staff dan peneliti dari BIONESIA (http://bionesia.org/), yang mempunyai fokus utama dalam bidang penelitian dan pembelajaran di bidang biodiversitas dan konservasi. Pada hari pertama, para peserta berkesempatan untuk mengunjungi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut-Gondol. Pada kegiatan kunjungan ini, para peserta diberikan perkenalan dan pembelajaran singkat mengenai tata cara pembudidayaan beberapa hewan laut seperti abalone, kerang simping, teripang, kerapu dan tuna.

Di hari selanjutnya, para peserta diajak untuk melakukan kegiatan lapangan yang meliputi pengambilan struktur terumbu karang buatan yang disebut ARMS (Autonomous Reef Monitoring Structures), serta pengambilan sampel environmental DNA (eDNA) air laut dan di pasir. ARMS merupakan suatu struktur yang dibuat memiliki fungsi seperti apartemen mini sebagai tempat hidup biota laut, dan dibuat dari bahan PVC. Struktur ini juga nantinya akan menyerupai ekosistem terumbu, apabila biota – biota sudah menempel dan hidup pada struktur tersebut. ARMS yang dikoleksi merupakan struktur yang dipasang pada kedalaman 10 m selama 3 tahun.

Gambar 2. ARMS yang telah dipasang selama ±3 tahun dikedalaman 10m dan dihuni oleh berbagai biota

Gambar 2. ARMS yang telah dipasang selama ±3 tahun dikedalaman 10m dan dihuni oleh berbagai biota

Saat kegiatan di laboratorium, para peserta diperkenalkan tentang teknik – teknik yang dilakukan untuk mengkoleksi biota yang hidup di dalam ARMS. Selain itu, teknik dan cara pengawetan dan penyimpanan sampel, baik sampel yang dikoleksi dari ARMS maupun sampel eDNA juga diperkenalkan pada saat kegiatan tersebut. Sampel tersebut nantinya dapat digunakan untuk keperluan analisis lanjutan dengan menggunakan metode Next Generation Sequencing (NGS). Sementara itu, materi kelas yang diberikan dalam kegiatan workshop meliputi pengenalan mengenai apa itu ARMS, pengenalan mengenai NGS serta aplikasinya dalam penelitian, program analisa tutupan persentase bentik yang disebut CoralNet (http://coralnet.ucsd.edu), dan pengenalan mengenai sistem database yang digunakan untuk menyimpan informasi keanekaragaman hayati yang disebut GeOME (Genomic Observatories MetaDatabase – http://geome-db.org/).  

Workshop ini dibuka dan ditutup oleh Direktur program Pascasarjana, Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes. Beliau berpendapat bahwa workshop ini sangat membantu bagi para mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk mengetahui teknologi terkini dalam melakukan penelitian biodiversitas dan juga dapat menjadikan peluang kolaborasi penelitian.

Gambar 3. Penjelasan tentang proses dan pemeliharaan budidaya kerang abalone oleh pihak Gondol kepada peserta 

Gambar 5. Ni Putu Dian Pertiwi (BIONESIA) sedang memberikan materi kelas tentang pengaplikasian NGS untuk penelitian Biodiversitas

Gambar 6. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes sedang memberikan kata penutupan di acara workshop