Universitas Udayana Gelar The 4th International Advisory Board Annual Meeting: Perkuat Arah Internasionalisasi dan Kolaborasi Global


Denpasar - Universitas Udayana kembali menggelar The 4th Udayana University International Advisory Board (IAB) Annual Meeting yang diselenggarakan secara hybrid pada12 November 2025. Pertemuan ini dihadiri oleh para anggota International Advisory Board yang berasal dari berbagai negara, para pimpinan universitas, serta perwakilan fakultas. Agenda tahunan ini menjadi wadah strategis bagi Universitas Udayana untuk memperoleh masukan dan arahan dari para pakar internasional dalam memperkuat langkah menuju universitas berkelas dunia.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., menyampaikan apresiasi yang mendalam atas partisipasi dan dedikasi para anggota dewan yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan universitas. “Mari sejenak kita refleksikan perjalanan bersama dalam memperluas jejaring riset dan pengalaman global. Capaian yang kita raih adalah hasil dari bimbingan dan kepemimpinan para anggota dewan. Kami berharap pertemuan ini membawa dampak dan hasil yang bermakna bagi kita semua,” ujarnya.

Pertemuan keempat ini juga menandai bergabungnya anggota baru IAB, yaitu Prof. Yoichiro Kato dari University of Tokyo, Jepang, Associate Professor Carol Warren dari Murdoch University Australia, Prof. Ida Ayu Astarini, dan Prof. Darma Putra dari Universitas Udayana. Pengenalan anggota baru dilakukan oleh Ketua IAB, Prof. Vickers, yang juga memimpin sesi diskusi utama. 

Dalam paparannya, Rektor Universitas Udayana memaparkan berbagai capaian dan perkembangan universitas sepanjang tahun 2024. Salah satu fokus utama yang disorot adalah strategi internasionalisasi sebagai kunci transformasi menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) dan universitas berkelas dunia. “Internasionalisasi menjadi strategi utama dalam mewujudkan Udayana sebagai universitas mandiri, unggul, dan berbudaya. Kami menargetkan status PTNBH pada 2025, universitas riset pada 2032, dan World-Class University berakar budaya pada 2042,” ungkapnya.

Rektor juga menyoroti kondisi kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2025, di mana efisiensi anggaran pemerintah menjadi tantangan bagi berbagai lembaga. Namun, ia menekankan bahwa situasi ini juga membuka peluang bagi universitas untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam berbagai program pembangunan, termasuk di bidang ketahanan pangan, teknologi kecerdasan buatan, dan energi. “Kementerian mendorong universitas untuk berkolaborasi secara internasional dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” jelas Rektor dalam sesi diskusi.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Vickers menilai peluang kebijakan pemerintah justru menjadi momentum positif bagi Universitas Udayana untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya di Bali, guna mendukung berbagai program berbasis kearifan lokal. Sementara itu, Prof. Harry Palm menyoroti kemajuan signifikan Indonesia di bidang akuakultur dalam 15 tahun terakhir dan menanyakan arah kebijakan pemerintah serta kontribusi Udayana dalam sektor tersebut. Rektor menjawab bahwa Fakultas Kelautan dan Perikanan Unud melalui program akuakultur terus mendukung agenda pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Selain itu, diskusi juga menyinggung isu perubahan iklim dan bencana alam. Rektor menjelaskan bahwa Universitas Udayana telah memperluas kerja sama dengan pemerintah provinsi untuk menangani berbagai tantangan daerah seperti pengelolaan limbah, kemacetan, pariwisata berkelanjutan, dan keamanan pangan. “Kami juga tengah menyiapkan policy laboratory untuk membantu Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan dalam merumuskan kebijakan keimigrasian,” ungkapnya.

Menutup pertemuan, Rektor menyampaikan apresiasi atas dedikasi seluruh anggota dewan yang telah memberikan masukan dan rekomendasi berharga. “Hari ini kita membuktikan bahwa kolaborasi tidak mengenal batas. Pandangan dan gagasan Anda menjadi cetak biru transformasi Unud menuju universitas berkelas dunia yang berakar pada budaya Bali,” tuturnya dalam pernyataan penutup.

Dengan semangat kolaborasi lintas negara dan disiplin, Universitas Udayana terus berkomitmen mewujudkan visinya menjadi universitas unggul, mandiri, dan berbudaya yang memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan global dari jantung Pulau Bali