Ida Bagus Gede Darmayasa: ” POTENSI Trichoderma asperellum TKD DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aspergillus flavus FNCC6109 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI CEMARAN AFLA TOKSIN B1 PADA PAKAN KONSENTRAT “

Senin, 11 Oktober 2015. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Drs. Ida Bagus Gede Darmayasa, M.Si., dari Program Doktor Ilmu Peternakan dengan disertasinya yang berjudul POTENSI Trichoderma asperellum TKD DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aspergillus flavus FNCC6109 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI CEMARAN AFLA TOKSIN B1 PADA PAKAN KONSENTRAT ”. Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Aspergillus flavus merupakan salah satu jamur yang sering mengkontaminasi pakan konsentrat. Jamur ini mampu menghasilkan aflatoksin B1 yang berbahaya bagi ternak dan manusia Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat dan potensi filtrat Tricltoderma sp, TKD dalam usaha mengurangi cemaran aflatoksin B1 yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus FNCC6109. Identifikasi Trichoderma sp. TKD dilakukan secara makroskopis, mikroskopis dan molekuler menggunakan daerah internal transcribed spacer (ITS 5 F :5′–GGAAGTAAAAGTCGTAACAAGG-3′ dan lTS 4 R :5′– TCCTCCGCTTATTGATATGC-3′). Daya hambat dan potensi filtrat Trichoderma sp. TKD terhadap A. flavus FNCC61 09 secara in vitro dilakukan dengan menggunakan metode dual culture dan sumur difusi. Sedangkan uji in vivo, dilakukan pada model pakan konsentrat yang ditambahkan filtrat Trichoderma sp. TKD dengan konsentrasi 3g/100g; 6g/100g dan 9g/100g. Dalam uji in vivo parameter yang diukur adalah populasi A. flavus FNCC6109 menggunakan plating method dan kandungan aflatoksin BJ dilakukan dengan teknik ELISA (Enzyme Linked lmmuno Sorbent Assay). Jenis metabolit sekunder pada filtrat dianalisis dengan GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrometry QP2010 ultra Shimadzui). Toksisitas filtrat Trichoderma sp. TKD diujikan pada mencit (Mus muskulus Lstrain Balb/c) dengan mengamati fungsi hati melalui pengukuran SGOT, SGPT dan kreatinin menggunakan reagent Fluitest GOT ASA T starter, reagent Fluitesi GPT ASA T starter, reagent Fluitest creatinine yang dianalisis dengan AMS (Analyzer Medical System BOECO Germany ), serta biopsi hati dan ginjal menggunakan pewarnaan HE.

Hasil penelitian menunjukkan Trichoderma sp, TKD yang diisolasi dari rbizosfer jagung (Zea mays) teridentifikasi sebagai Trichoderma asperellum dan memiliki potensi menghambat pertumbuhan A. f1avus FNCC6109 sebesar 98,849±1,100. Teridentifikasi 10 jenis metabolit sekunder yang ada pada fraksi IV filtrat T. asperellum TKD yaitu: dl- Mevalonic acid lactone; 3-Hexadecene,(Z)-(CAS); Tetradecane; Phenol, 3,5- bis(J .l-dimethylethyl); Dodecanoicanoic acid, methyl ester(CAS)methyl laurate; 3-Eicosene(E)-(CAS), Hexadecane; 2-Undecene, 3-methyl-,{Z}-; 3- Eicosine.tli)- dan Hexadecanoic acid, methyl ester (CAS)methyl palmitate. Tidak terjadi toksisitas akut pada mencit yang diberikan konsentrasi 9/100g  filtrat T. asperellum TKD. Kadar SGOT, SGPT dan kreatinin plasma mencit pada perlakuan masing-masing 168,10 U/L; 73,40 U/L dan 0,18 mg/dL sedangkan pada kontrol masing-masing 135,20 U/L; 94,30 U/L dan 0,16 mg/dL. Penambahan konsentrasi filtrat 9g/100g pada model pakan konsentrat yang disimpan selama 30 hari, mampu menurunkan 74,75 populasi A. jlavus FNCC6109 dan menurunkan78,39″1o kadar aflatoksin B1. Filtrat T. asperellum TKD pada konsentrasi ini sangat baik diaplikasikan pada bahan penyusun maupun pakan konsentrat karena mampu menurunkan kadar aflatoksin B1 dan tidak berbahaya bagi temak. (pps.unud/IT)