COMMUNITY OF POLITICAL SCIENCE STUDENT GELAR SEMINAR KEBANGSAAN

Suasana seminar kebangsaan yang diselnggarakan Compass di gedung Institute for Piece of Democracy

Jimbaran – Rabu, (29/11), Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik atau yang lebih dikenal dengan nama COMPASS (Community Of Political Science Student), sukses gelar Seminar Kebangsaan bertajuk “Memaknai Arti Bhineka Tunggal Ika dalam Menjaga Keutuhan NKRI” di gedung Institute for Piece of Democracy (IPD), Bukit Jimbaran Unversitas Udayana. Kegiatan yang diseleggarakan atas kerjasama Compass dengan lembaga Lentera Indonesia Institute ini berhasil menyita perhatian mahasiswa baik dari Udayana sendiri maupun Universitas lain seperti IKIP PGRI, STAID, serta STIKOM. Sekitar 150 mahasiswa hadir dan memenuhi gedung IPD guna mengikuti seminar.

I Gede Wega Prastama mengatakan, Kegiatan ini dilakukan untuk menambah wawasan generasi muda khususnya mahasiswa yang berada  di Denpasar-Badung dan sekitarnya mengenai betapa pentingnya menjaga keutuhan NKRI, mengingat beberapa bulan yang lalu sempat terjadi isu SARA yang  mengancam kesatuan NKRI.

Lebih dari itu Hagai Zefanya Christiano , Ketua Umum Compass menjelaskan bahwa, wawasan kebangsaan merupakan pengatahuan yang harus diketahui oleh para pemuda khususnya mahasiswa, untuk menanamkan nilai-nilai toleransi.

“Pentingnya wawasan kebangsaan terhadap generasi muda maupun seluruh masyarakat untuk menanakan nilai-nilai toleransi maupun saling menghormati perbedaan yang ada di Indonesia, hal ini merupakan suatu hal yang penting untuk menjaga harkat martabat bangsa” ujar Zefanya saat memberikan sambutan.

Penyampaian materi Kebangsaan oleh Wahyu Budi Nugroho, S.Sos, M.A, Gede Kamajaya, S.Pd, M.si,dan Nungki Kartika Sari

Turut hadir pula pembicara-pembicara mumpuni baik dari akademisi maupun non akademisi. Dantaranya adalah Wahyu Budi Nugroho, S.Sos, M.A, Gede Kamajaya, S.Pd, M.si, keduanya adalah Dosen Fakutas Ilmu Sosial dan Imu Politik, serta Nungki Kartika Sari reporter Jawa Pos dari Jakarta.

Wahyu Budi Nugroho, S.Sos, M.A, yang juga seorang sosiolog  ini menjelaskan mengenai konsep kebangsaan Indonesia. “Konsep kebangsaan yang selama ini kita anut adalah konsep kebangsaan dari Ernest Renan dan Otto van Bauer, suatu bangsa terbentuk karena dua hal yaitu kesamaan riwayat sejarah dan keinginan untuk bersatu”. katanya.

Selain itu penulis buku Orang Lain Adalah Neraka ini juga menyampaikan bahwa permasalahan lain yang terjadi di Indonesia adalah dengan munculnya pemikiran tentang internasionalis yang mengkritik nasionalisme, pemikir internasionalis beranggapan bahwa nasionalis adalah konsep yang sangat dangkal karena tidak ada pemisah yang tegas antara nasionalisme, chauvinisme, fasisme, internasinalisme adalah ancaman yang sedang  dihadipi di era sekarang. Internasionalisme ini muncul dengan dua wajah yaitu internasionalisme yang berwajah agamis contohnya adalah munculnya isu kekhalifahan islam garis keras, jika ini terjadi maka Indonesia, Brunei dan Malaysia akan menjadi sebuah provinsi saja.

Selanjutnya Gede Kamajaya, S.Pd, M.si, menjelaskan tentang etnisitas di Indonesia dari sudut pandang biologi, sosiologi dan antropologi. Sedangkan Nungki Kartika Sari menjelaskan mengenai peranan media dalam mempererat persaudaraan. Ia menuturkan, bahwa peran media dalam mempererat persauan bangsa telah di upayakan dengan maksimal, dengan cara memberikan berita dan informasi yang pasti dan tidak memuat unsur SARA di dalamnya, namun belakangan ini,media telah dijadikan sebagai alat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi tragedy besar di Indonesia, salah satunya adalah tragedy demo 212 di Jakarta, hal itu merupakan suatu bukti bahwa media merupakan kompoen penting dalam masyarakat dan dapat memberikan dampak yang besar bagi Negara.

Terakhir, diharapkan dari terlaksananya acaranya ini bahwa peserta seminar dapat menjadi pelopor bagi orang di sekitarnya, berkaitan dengan betapa pentingnya untuk menjga keutuhan NKRI kedepan, serta mampu memilih dan menyikapi berbagai berita yang tersebar di media sosial seperti facebook, instagram, whatsapp dan lain-lain, sehingga kejadian yang telah terjadi tidak akan terjadi lagi di masa mendatang. (Ism)