JELANG PEMILIHAN KETUA SENAT PERIODE 2017 FIB GELAR DEBAT KANDIDAT

Paling kiri I Komang Sukarma, tengah I Kadek Sudana Wira Dharma, dan yang paling kanan Ricki Anzuri Brahmana

Denpasar – Kamis (29/12), Jelang pemilihan ketua Senat FIB periode 2017 yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 mendatang, Fakultas Ilmu Budaya gelar debat kandidat calon ketua senat. Debat kandidat calon ketua senat yang di buka oleh wakil dekan III Prof. Dr. Nyoman Weda Kusuma, M.S. ini dimulai dari pukul 13.30 hingga 16.00 Wita bertempat di Auditorium Widia Sabha Mandala Fakultas Ilmu Budaya Unud. Debat kali ini dihadiri oleh, ketua program studi di lingkup FIB, dosen pendamping Himaprodi, ketua Himaprodi dan perwakilan mahasiwa dari setiap jurusan yang berjumlah lima orang.

“Debat kandidat calon ketua senat kali ini merupakan ajang perkenalan para calon sekaligus pemaparan ide-ide atau gagasan dari masing-masing kandidat terkait pandangan senat FIB kedepannya. Diharapkan dari acara debat kali ini mahasiswa FIB dapat mengenal lebih dekat dengan calon ketua senat yang baru. “ ujar Moch. Budi Hermawan selaku ketua panitia Debat Kandidat Pemilu Raya FIB 2017.

Penyampaian Visi dan Misi Ketiga Kandidat Calon Ketua Senat Fakultas Ilmu Budaya Uinversitas Udayana 2017

Pada pemira kali ini terdapat tiga kandidat calon ketua Senat periode 2017 yakni, I Komang Sukarma dari Program Studi Sastra Inggris, I Kadek Sudana Wira Dharma dari Program Studi Arkeologi, dan Ricki Anzuri Brahmana dari Program Studi Ilmu Sejarah. Acara debat kandidat calon ketua Senat FIB 2017 dimulai dengan pemaparan visi dan misi dari para kandidat calon, dilanjutkan tanya jawab dengan perwakilan Senat, BPM periode 2016 yang telah demisioner, kemudian dilanjutkan tanya jawab dengan audience. Pada sesi tanya jawab, mahasiswa FIB sangat responsif dalam menanggapi visi, misi atau gagasan yang telah disampaikan oleh ketiga kandidat calon ketua Senat 2017.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa FIB Unud kepada ketiga kandidat. Diantaranya adalah terkait peranan Senat sebaga lembaga perwakilan mahasiswa di FIB dalam menanggapi segala problematika yang terjadi dilingkup kampus FIB, terlebih beberapa bulan lalu sempat terjadi miss communication anatar mahasiswa dengan pihak dekanat. Kedua adalah protes mahasiswa terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dinilai belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Ketiga, syarat pengumpulan SKP yang dianggap belum dapat memberikan suatu faedah dan manfaat bagi mahasiswa hingga saat ini. Keempat, terkait Bazar sebagai ajang penggalian dana yang dinilai merugikan mahasiswa.

Perwakilan Mahasiswa yang Hadir dalam Acara Debat Kandidat Calon Ketua Senat FIB Unud Periode 2017

Apa yang diungkapkan para perwakilan mahasiswa FIB melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan suatu keresahan yang dialaminya selama di kampus FIB. Sudah seyogyanya Senat atau pun ketua Senat dapat benar-benar berperan sebagai lembaga perwakilan mahasiswa FIB Unud yang siap menampung segala aspirasi dan suara dari mahasiswa FIB Unud demi terwujudnya suatu hubungan yang harmonis sesama civitas akademika di lingkup FIB Unud.

“Disini mahasiswa dan dekanat sama-sama memiliki peran penting dikampus ini jadi haruslah berjalan seiringan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Apabila terjadi maslaha tentunya musyawarah dan mufakat juga sudah tentu pasti akan kita laksanakan untuk mendaatkan solusi yang terbaik. Sebagaimana yang terdapat dalam Pancasila, tentunya itu juga yang kita jadikan landasan untuk mencapai mufakat.” jelas I Komang Sukarma dan Kadek Sudana Wira Dharma dalam menjawab pertanyaan audience.

“Dalam mengatasi beberapa permasalahan yang dialami oleh mahasiswa FIB tersebut, sebisa mungkin kita akan mengatasi itu semua dengan win-win solution yang tentunya tidak merugikan pihak manapun. Disini senat bukanlah ketua atau pun pengurus tapi senat adalah Kita. Senat tidak akan ada tanpa mahasiswa. Apabila nantinya kedepan kita mendapatkan masalah ayo kita selesaikan secara bersama.” tambah Ricki Anzuri Brahmana. (Isma)