Membangkitkan Kembali Potensi “Emas Hitam” di Desa Tampak Siring

Sebanyak 10 orang mahasiswa Prodi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana yang terdiri dari I Kadek Darmawan, Anak Agung Satya Purwanananda, Ni Luh Gede Enjelina Ayu Maheswari, Yunita Kusumaning Ratri, I Putu Adi Dharmadiaksa Putra, Sultan Volda Martua Haloho, Stevanus Theodore Tegar Dwisatya Wibawa, Theo Federik Simanjuntak, I Made Andika Yasa Pramana, Ni Made Vina Trisnawati, di bawah bimbingan Bapak Gede Arda, S.TP., M.Sc. Ph.D, berhasil menyusun proposal MBKM mandiri Bina Desa 2023 yang mengambil lokasi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar dengan judul Peningkatan Kapasitas Pertanian Vanili di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Menjadi Salah Satu Cluster Petani Vanili Organik Bali. Program utama dari kegiatan bina desa ini adalah ingin membangkitkan kembali eksistensi produk perkebunan vanili yang dulu pernah dibudidayakan di desa ini dan pernah disebut sebagai emas hitam. Program bina desa ini menempuh model pendekatan system (system approach) dalam menjalankan programnya.

 

Kegiatan MBKM Bina Desa yang dilaksanakan ini ditargetkan akan rampung pada Desember 2023. Program ini mencoba untuk menjalin dua pihak untuk membuat sebuah kolaborasi yang lebih berkelanjutan, yaitu petani vanili dan PT. Jivatman Bali yang berperan sebagai pihak processor hasil vanili dan juga eksportir. Kolaborasi ini disebutkan sebagai pembentukan klaster vanili Tampaksiring yang secara langsung akan menjadi bagian dari Perhimpunan Petani Vanili Seluruh Bali (PPVSB). Dengan pendekatan ini posisi petani akan lebih kuat karena di dalamnya ada proses pembangunan kapasitas petani melalui pelatihan dan pendampingan serta jaringan dengan seluruh petani vanili yang ada di Bali. Tentu saja pembentukan komitmen di kalangan petani untuk bergabung dalam sistem pervanilian bali yang dikembangkan oleh pihak PT. Jivatman Bali adalah poin penting dalam mengawali program ini. Dengan data awal yang diperoleh dapat digunakan sebagai pijakan awal untuk memulai penanaman ide program. Program-program lanjutan yang digagas dapat ditujukan untuk memperluas ide (horizontal) yang ada atau memperkuat ide yang telah disepakati (vertical) sehingga setiap orang yang telah berhasil dihimpun akan menjadi pembawa dan penyebar ide ke depannya.

 

Bapak Gede Arda, S.TP., M.Sc. Ph.D selaku dosen pembimbing melaporkan bahwa Mahasiswa mendapatkan banyak pengalaman dari kegiatan yang telah terlaksana, dimulai dari tanaman vanili dibudidayakan secara intensif meskipun dalam luasan yang kecil.

 

”Disana mereka mengamati kondisi zulur-zulur tanaman vanili yang merambat subur dan juga memotongi akar-akar hawa yang tumbuh disetiap ruas zulur batangnya dengan gunting. Yang paling berharga adalah, kala itu mereka sempat belajar bagaimana mengawinkan bunga vanili yang sudah mekar serta menyiapkan bibit vanili baru yang dipilih dari zulur sehat. Dari pengalaman ini mereka mengetahui bahwa sabut kelapa yang direndam dengan kulit bawang merah dapat merangsang pertumbuhan akar bibit vanili, selain itu pada kegiatan ini mahasiswa juga diharapkan belajar langsung terkait social engineering” – ujarnya.