Universitas Udayana Gelar SENASTEK 2025, Hadirkan Pakar Nasional dan Mitra Industri



Jimbaran - Universitas Udayana melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK) 2025 yang berlangsung pada Rabu, 26 November 2025, di Ruang Theatre Lecture Building, Universitas Udayana Jimbaran. Acara tahunan berskala nasional ini menghadirkan ribuan peserta dari berbagai institusi, mulai dari peneliti, dosen, mahasiswa, hingga mitra industri.

Kegiatan diawali dengan Laporan Ketua LPPM Unud Prof. I Nyoman Suartha dan dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Udayana, serta turut dihadiri oleh para Wakil Rektor, para Dekan dan Direktur Pascasarjana, Ketua SPI, para Ketua serta Sekretaris Lembaga, para pimpinan UPT dan USDI, serta undangan lainnya dari dunia akademik dan industri.

SENASTEK 2025 mengusung tema “Sains dan Teknologi untuk Kemandirian Bangsa: Dari Riset ke Komersialisasi.” Tema ini mencerminkan komitmen perguruan tinggi dalam memperkuat hilirisasi riset dan mendorong terbangunnya ekosistem inovasi nasional. Tahun ini, kegiatan diikuti oleh 1.000 peneliti dan pelaksana pengabdian masyarakat yang mempresentasikan karya ilmiah dan inovasi terbaru di bidang sains, teknologi, dan multidisiplin ilmu lainnya.

Pada sesi seminar utama, SENASTEK menghadirkan tiga narasumber yang merupakan tokoh-tokoh penting dalam riset dan inovasi nasional, yaitu: Prof. Dr. Wisnu Adi, Ketua Kelompok Riset Material Maju BRIN, Prof. Dr-Eng. Made Joni, M.Sc, Ketua Pusat Unggulan IPTEK sekaligus Founder U-CoE UNPAD, dan Willy D. Liusan, CEO PT Alam Bali Mandiri, perwakilan dari Ikatan Startup for Industry.

Ketiga narasumber memaparkan perspektif tentang penguatan ekosistem riset nasional, strategi komersialisasi inovasi, peluang kolaborasi kampus–industri, serta tantangan pengembangan teknologi tingkat lanjut di Indonesia.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral dan akademik untuk menghasilkan riset yang tidak hanya relevan secara ilmiah tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat.

“Universitas Udayana memiliki peran penting dalam mendorong perubahan sosial, memperkuat ketahanan energi, pangan, dan kesehatan, serta mendukung tercapainya SDGs. Kini kita memasuki era baru: era hilirisasi riset. Karena itu, kemitraan dengan BRIN, industri, startup, pemerintah daerah, dan dunia usaha harus semakin kita perkuat,” ujarnya.

SENASTEK 2025 berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama dilaksanakan opening ceremony dan seminar utama, sedangkan hari kedua diisi dengan Focus Group Discussion (FGD) bertema Business and Collaboration Talk. Sesi FGD ini melibatkan berbagai sektor strategis, termasuk farmasi, energi terbarukan, deep-tech, hingga inovasi sosial, untuk menjembatani riset akademik dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

Dengan rangkaian kegiatan yang komprehensif ini, SENASTEK 2025 diharapkan mampu memperkuat jejaring riset, mendorong kolaborasi lintas sektor, dan mempercepat proses komersialisasi inovasi menuju kemandirian bangsa.