Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah Hadiri International Joint Conference HABITechno 7 – THE VISACA – WUICAE di Universitas Udayana
Jimbaran, 6 November 2025 - Fakultas Teknik Universitas Udayana melalui Program Studi Arsitektur kembali menggelar International Joint Conference & Workshop HABITechno 7 – THE VISACA – WUICAE 2025 dengan mengusung tema “Habitat for Tomorrow: Affordable, Inclusive, and Sustainable Living.” Konferensi internasional ini berlangsung di Gedung Theater, Lecturer Building Kampus Jimbaran, dan menghadirkan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Fahri Hamzah, S.E., yang sekaligus membuka acara secara resmi.
Dalam sambutannya, Rektor Unud Prof. I Ketut Sudarsana menyampaikan bahwa tema tahun ini selaras dengan visi Universitas Udayana untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul, mandiri, berbudaya, dan berdaya saing global.
“Di tengah pesatnya urbanisasi dan ketidakpastian lingkungan, tanggung jawab akademisi bukan hanya menghasilkan riset dan pendidikan, tetapi juga membentuk masa depan yang menyeimbangkan inovasi dengan kearifan lokal, keberlanjutan dengan inklusivitas, serta kemajuan dengan identitas budaya,” ujar Prof. Sudarsana.
Beliau juga menekankan bahwa kolaborasi antara HABITechno dan VISACA merupakan contoh nyata praktik pembangunan berkelanjutan yang inklusif. Kolaborasi ini menggabungkan keunggulan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bidang teknologi bangunan dengan keahlian regional dan kultural Universitas Udayana, guna menghadirkan solusi terhadap tantangan perubahan iklim, keterjangkauan hunian, dan ketahanan sosial.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap ide-ide yang lahir tidak berhenti di ruang konferensi saja, tetapi dapat diterapkan dalam kebijakan, masyarakat, dan generasi arsitek masa depan yang berperan aktif dalam membangun Indonesia berkelanjutan,” tambahnya.
Wakil Menteri PKP, Fahri Hamzah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Universitas Udayana yang konsisten mendorong diskursus akademik mengenai arsitektur berkelanjutan dan inklusif. Beliau menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor industri dalam mewujudkan hunian layak bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dalam wawancara terpisah, Fahri Hamzah mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan konferensi ini.
“Forum ini melibatkan lintas stakeholder ada akademisinya, praktisinya, dari dalam dan luar negeri. Kami senang karena Universitas Udayana, ITB, dan mitra lainnya menyelenggarakan kegiatan ini secara rutin. Ini sudah yang ketujuh dan merupakan kolaborasi yang sangat baik, terutama bagi Udayana. Ke depan, Pulau Bali perlu menyiapkan klaster-klaster perubahan ideal masa depan, sesuai dengan tema acara Habitat for Tomorrow,” ujar Fahri.
Konferensi ini dihadiri oleh para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai universitas di dalam maupun luar negeri, termasuk Institut Teknologi Bandung, Warmadewa University, serta pembicara dari Inggris dan Amerika Serikat.
Beberapa topik yang dibahas dalam sesi plenary dan paralel antara lain "Digital and Sustainable Transitions Toward Climate-Resilient and Inclusive Habitat" yang dipaparkan oleh Prof. Surjamanto (indonesia), Prof. Zeeshan Aziz (UK) Dr. Aoife Houlihan Wiberg (US) secara online.
Dilanjutkan dengan diskusi kedua bertajuk "Democratizing Sustainable Design: From Innovation Diffusion to the Right to Home." yang dipaparkan oleh Dr. Robby Soetanto (UK) dan Prof. Gusti Ayu Made Suartika.
Acara ditutup dengan sesi Conclusion Remarks bertajuk “Recipes for Habitat of Tomorrow” yang dipandu oleh Dr. Jehansyah Siregar.
