Dr. Drs. I Putu Gede Suwitha, S. U. Tentang Klenik dan Kasus Dimas Kanjeng

KASUS DIMAS KANJENG BUKTI MASYARAKAT MASIH "SAKIT"

Badung – Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi  yang mengklaim dirinya dapat menggandakan uang, kini tengah santer menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Hal demikian membuat seorang tokoh akademis Udayana ini turut angkat bicara. Menurutnya klenik itu tidak pernah ada dalam kehidupan manusia, apalagi penggadaan uang, itu sangat mustahil.

Dr. Drs. I Putu Gede Suwitha, S.U., pengajar di Fakultas Ilmu Budaya dan juga aktif mengajar S2 dan S3 di Kajian Budaya Unud menilai fenomena penipuan berbalut klenik yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menunjukkan masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang sakit. Sakit yang dimaksud adalah sakit sosial ekonomi dan lain sebagainya.

“Kita sudah punya Tuhan yang sudah mengatur segala sesuatu di hidup kita. Kalupun ada Di Indonesia yang bisa menggadakan uang itu hanya Bank Indonesia bukan Dimas Kanjeng. Tetapi fenomena yang memang adasekarang adalah kenapa di zaman modern masih percaya dengan klenik itu, karena apa ? masyarakat kita ini adalah masyarakat yang sakit. Sakit sosial ekonominya, miskin, korupsi, narkoba, dan lain sebagainya. Jika sudah demikian siapa yang tidak mau bila ditawarkan sesuatu yang instan? Coba kalau masyarakat kita sejahtera, saya kira tidak akan ada yang seperti itu,” ujarnya. 

Suwitha selain aktif mengajar ia juga aktif dalam bidang sosial dan politik. Tidak heran bila ia sering terlibat menjadi tim sukses setiap kali dilakukan Pemilu.

Satu pesan yang dikatakan oleh dosen Program Studi Ilmu Sejarah ini  kepada masyarakat Indonesia adalah tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai secara instan, semua itu membutuhkan proses.  “Kalau ingin pintar ya belajar, bukan beli Ijazah. Kalau ingin kaya ya kerja keras, bukan menggadakan uang,” tambahnya lagi. (isma)