CHRYSANTHEMUM VIRUS B: VIRUS BARU PADA TANAMAN KRISAN DI INDONESIA
Krisan (Dendranthema grandiflor Kitam) merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga yang sangat diminati dan memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi di Indonesia serta mempunyai prospek pemasaran cerah, terutama dijual berupa bunga potong dan tanaman hias bunga pot. Sentra produksi krisan di Indonesia antara lain: Bandung, Cianjur, Sukabumi, Lembang, Bogor dan Garut (Jawa Barat), Semarang, Magelang, Karanganyar dan Sukoharjo (Jawa Tengah), Malang dan Pasuruan (Jawa Timur), dan Brastagi (Sumatera Utara). Jenis atau varietas krisan yang dikembangkan di Indonesia umumnya krisan hibrida yang berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang (Rukmana & Mulyana, 1997).
Perbanyakan bahan tanaman krisan terutama secara vegetatif yaitu dengan stek. Hal ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi virus, sebagai parasit obligat, untuk menyebar secara luas bersamaan dengan penyebaran bahan tanaman tersebut. Chrysanthemum virus B (CVB) atau Chrysanthemum B Carlavirus adalah virus utama yang menginfeksi krisan dan dilaporkan telah tersebar pada pertanaman krisan di seluruh dunia. Infeksi virus ini pada tanaman krisan menyebabkan gejala belang (motling), pemucatan tulang daun (vein-clearing) yang sangat ringan pada daun, serta penurunan kualitas bunga. Penurunan kualitas bunga terutama karena pada tanaman terinfeksi warna mahkota bunga terputus-putus (flower break), dan mengalami distorsi. Namun demikian lebih sering kultivar yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala (symptomless) (Hollings & Stones, 1972; Verma et al. 2003).
CVB mempunyai kisaran inang yang sempit, menginfeksi tanaman krisan dan sekitar 10 spesies dari 5 famili dikotiledon (Hollings, 1957). Pada penelitian Verma et al. (2003), dari 22 spesies tanaman yang diinokulasi untuk uji kisaran inang, hanya 5 spesies yang terinfeksi, yaitu Nicotiana clevelandii, N. glutinosa, N. rustika, Petunia hybrida dan Vicia faba. CVB bisa ditularkan secara non persisten oleh kutu daun, melalui penyambungan dan secara mekanik dengan cairan perasan tanaman sakit, tetapi tidak dapat ditularkan melalui kontak antar tanaman dan melalui benih. Di lapang virus ini dapat ditularkan oleh kutu daun Myzus persicae, Macrosiphum euphorbiae, Aulacorthum solani, Coloradoa rufomaculata, dan Macrosiphoniella sanborni (Hollings & Stone, 1972).