TINGKATKAN KEBERSAMAAN ISTICLAL GELAR DISKUSI ANTAR UMAT BERAGAMA

H.M. Taufik Ashadi, S.Ag., AKBP Saiful Saam, S.H., S.IK., M.H, dan I Gede Nurjaya saat memberikan pemaparan materi.

Denpasar – Sabtu (27/01), Islamic of Social and Politic Learning Club atau yang biasa disebut dengan ISTICLAL selenggarakan diskusi antar umat beragama bertajuk “Meningkakan Kebersamaan Kerukunan, dan Kedamaian dalam Mewujudkan Toleransi Beragama”.

Heri Susanto, Ketua Umum ISTICLAL Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Udayana menjelaskan, kegiatan ini merupakan kegiatan perdna dari ISTICLAL yang sempat fakum selama dua tahun terakhir ini.

“Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah diskusi sekaligus sebagai batu loncatan untuk mengaktifkan kembali ISTICLAL, serta dapat dijadikan sebagai media bertkar pikiran dalam membahas isu-isu yang berkebang di negara ini”. Ujar Heri.

Antusiasme peserta dapat dilihat dari banyaknya peserta yang hadir memenuhi Ruang Sidang Gedung Student Center Universitas Udayana. Tidak hanya mahasiswa udayana, acara diskusi ini juga dihadiri oleh siswa-siswi SMA di Denpasar, mahasiswa STIKOM Bali, STAI Denpasar, Universitas Mahasaraswati, Undiknas, serta mahasiswa baik dari organisasi exstra maupun intra kampus seperti PHDI, HMI, KMHDI, BEM, Muhammadiyah, IPNU, IPPNU DAN Anshor.

Lebih dari itu diskusi ini juga dihadiri oleh tiga pemateri yang mumpuni sekaligus sebagai pematik diskusi. Pertama adalah H.M. Taufik Ashadi, S.Ag. sebagai Ketua MUI Provinsi Bali, Kedua adalah Kapolda Bali yakni, AKBP Saiful Saam, S.H., S.IK., M.H, ketiga adalah peneasehat FKUB, I Gede Nurjaya.

Dalam pemaparannya Taufik Ashadi menjelaskan dalam mewujudkan toleransi agama, manusia harus memegang prinsip bahwa mereka tidak bisa hidup sendri melainkan manusia dicitakan sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan orag lain disekitarnya.

“Berlomba-lombalah dalam kebaikan, tanpa melihat ras, suku, golongan maupun agama. Sejatinya dalam mewujudkan kehidupan antar umat beragama itu sangat mudah, cukup dengan menjaga lisan dan perbuatan”, tuturnya saat memberikan pemaparan materi kerukunan umat beragama.

Lebih dari itu Gede Nurjaya, menjelaskan kehidupan antar umat beragama di Bali dengan konsep menyamabraya, yang berarti bahwa kebersamaan itu dapat terwjud melaui komunikasi yang baik demi terwujudnya hubungan yang harmonis.

“ Komunikasi yang baik akan mencipatkan hubungan yang baik dan hubungan yang baik akan menciptaka kedamaian dalam hati dan nurani manusia. Tahun 2017 Bali menempati posisi nomor dua setelah NTT dalam hal kerukunan antar umat beragama, mengapa demikian. Ternyata setelah ditelusuri bahwa NTT menerapkan sistem komunikasi yang baik antar sesama maupun antar agama. Nah disinilah kurangnya kit di Bali menyamabraya-nya kita mulai menurun. Sehingga masih timbul konflik-konflik, oleh karena itu kita masyarakat yng tinggal di pulau dewata ini sebisa mungkin terus tingkatkan menyamabraya kita tanpa memandang golongan aapun.”ujarnya.   

Sedagkan AKBP Saiful Salam, lebih menjelaskan sikap toleransi beragama yang erkaitan dengan aspek hukum. Menurutnya dari sekian kasus yang ditanganinya sebuah peristiwa pastilah ada sebab dan akibatya, agar tidak menimbulkan suatu akibat yang dapat merugikan masyarakat yang lainnya hanya satu kuncinya yakni taat hukum.

“ Kerusuhan atau kasus-kasus yang berisu sara tidak mungkin terjadi bila semua masyarakat Indonesia patuh hukum. Kita sudah mempunyai Pancasila dan UUD 1945 seagai ideologi bangsa Indonesia. Hal itu yang harus dipegang teguh. Terkait degan pebedaan, komunikasikanlah, bermusyawarahlah untuk mencapai mufakat. Indnesia ini tidak akan indah bila hanya ada satu warna, jadikanlah perbedaan ini sebagai keragaman dalam hidup berdampingan. Terkait dengan ideologi-ideologi yang banyak bermuculan seperti HTI maupun yang lainnya kita kembalikan pada Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bangsa Indonesia.” Jelas Saiful Salam.

Tidak berhenti pada diskusi saja, kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi yang sangat positif dari I Gede Nurjaya sebagai perwakilan dar Forum Kesatuan Umat Beragama (FKUB) Bali.

“Diharapkan kegiatan ini tidak berhenti di ruangan ini saja, namun dapat ditularkan kepada masyarakat, khususnya bagi pemuda-pemuda sebagai penerus bangsa jadilah contoh yang baik, untuk Indonesi yang lebih baik.” Tutupnya.

Foto bersama dengan peserta usai dikusi kerukunan umat beragama.