Universitas Udayana Jadi Tuan Rumah 2nd International Seminar on Food Science and Technology 2025
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 2nd International Seminar on Food Science and Technology (ISoFST) 2025 yang berlangsung pada 5–7 November 2025 di Denpasar, Bali. Kegiatan yang diinisiasi oleh Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian dan Teknik, IPB University ini digelar bersama Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Universitas Dhyana Pura, dan Universiti Putra Malaysia, dengan dukungan dari Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) wilayah Bogor dan Bali.
Mengusung tema “Fostering Sustainable Food Systems and Alternative Food Sources,” seminar ini menjadi ajang ilmiah yang mempertemukan para peneliti, akademisi, pelaku industri, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara untuk mendiskusikan tantangan dan inovasi di bidang pangan berkelanjutan. Lebih dari 11 negara ambil bagian dalam kegiatan yang diisi dengan sesi pleno, presentasi paralel, kompetisi mahasiswa, serta lokakarya strategis terkait publikasi ilmiah dan akreditasi LAM-PTIP.
Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi lintas disiplin untuk mewujudkan sistem pangan yang tangguh. “Kita harus memastikan sistem pangan menjadi lebih tangguh, inklusif, efisien sumber daya, inovatif, dan berkelanjutan secara lingkungan,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa ISoFST bukan sekadar seminar akademik, tetapi platform diplomasi ilmiah dan kolaborasi global yang berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2, 12, dan 13.
Sementara itu, Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, dalam pidato pembukaannya menyoroti posisi Indonesia yang berada di persimpangan penting dalam upaya transformasi pangan nasional. Ia memaparkan berbagai inovasi IPB di bidang pertanian dan bioteknologi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketahanan pangan. “Transformasi berkelanjutan tidak hanya soal meningkatkan produksi, tetapi bagaimana kita merancang ulang cara pangan diproduksi, diolah, dan dikonsumsi agar lebih tangguh dan berkeadilan,” katanya.
Prof. Arif juga menyampaikan bahwa IPB tengah mengembangkan ekosistem inovasi yang menghubungkan akademisi, industri, dan pemerintah melalui model Triple Helix. Ia menambahkan, “Kami percaya diversifikasi sumber pangan dan transformasi budaya konsumsi adalah kunci menuju sistem pangan yang berkelanjutan dan berdaulat.”
Ketua Panitia ISoFST 2025, Prof. Dr. Nugraha Edhy Suyatma, dalam laporan penyelenggaraan menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra dan sponsor atas dukungannya dalam mewujudkan kegiatan berskala internasional ini. Ia menekankan relevansi tema seminar dengan tantangan global yang dihadapi dunia saat ini. “Tema ini mencerminkan komitmen kita untuk mengubah cara kita memproduksi, mengolah, dan mengonsumsi pangan di tengah perubahan iklim dan pertumbuhan populasi,” ujarnya.
Selama tiga hari penyelenggaraan, ISoFST 2025 akan menghadirkan sembilan pembicara utama dari berbagai lembaga terkemuka, di antaranya Prof. Donghwa Chung dari Seoul National University, Prof. Gert W. Meijer dari Nestlé HQ Swiss, dan Susana, S.TP., MSc, PD.Eng dari Nutrifood Indonesia. Rangkaian kegiatan juga mencakup kompetisi National Student Concept-Note Paper Competition (NS-CoPaC) yang diikuti mahasiswa IPB, Universitas Udayana, dan Universitas Dhyana Pura.
Selain kegiatan ilmiah, peserta juga akan mengikuti Excursion and Social Day ke Garuda Wisnu Kencana, Pantai Pandawa, dan Uluwatu pada hari terakhir sebagai bentuk interaksi budaya dan jejaring antar peserta.
Seminar akan ditutup dengan pengumuman pemenang kategori Best Oral Presenter, Best Poster Presenter, dan tim terbaik NS-CoPaC. Melalui kegiatan ini, Universitas Udayana menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat jejaring internasional, memperluas kerja sama riset, serta menjadi bagian dari upaya global dalam membangun sistem pangan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
