PENDEKATAN METABOLISME KUANTITATIF DALAM ILMU NUTRISI TERNAK

Besarnya peranan ternak dalam sistem pertanian secara menyeluruh, berdampak pada perubahan cara berpikir dan bersikap untuk memanfaatkan dan memelihara ternak secara efisien, salah satunya memberikan pakan yang sehat dengan kebutuhannya. Kondisi umum peternakan di Indonesia khususnya produksi ternak lokal masih menemui beberapa permasalahan yang salah satunya adalah produktivitasnya relatif rendah, Salah satu faktor yang menyebabkan adalah manajemen dan pola pemberian pakan yang belum mengikuti kaidah-kaidah ilmu nutrisi yaitu pemberian pakan yang belum memperhatikan kebutuhan nutrien sesuai dengan tingkat produksi dan tujuan pemeliharaan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa perbaikan manajemen dan perbaikan pakan mampu meningkatkan produksi ternak lokal kita seperti ayam kampung, babi lokal, sapi, kerbau dan ternak lokal lainnya. Namun berapa besarnya nutrien yang harus diberikan agar ternak tumbuh secara optimal belum diketahui secara pasti. Kondisi ini diakibatkan oleh belum adanya data yang akurat mengenai kebutuhan nutrisi untuk ternak-ternak lokal kita.

Pendekatan metabolisme kuantitatif yang menekankan kepada perhitungan-perhitungankuantitatif suatu proses produksi, dipercaya dapat memunculkan suatu penemuan tentang mekanisme proses produksi yang terjadi di dalam tubuh ternak. Pendekatan metabolisme kuantitatif meliputi pencernaan, metabolisme dan efisiensi pemanfaatan nutrient untuk proses produksi, pengamatan komposisi tubuh ternak pada berbagai tingkat pertumbuhan untuk mengetahui besarnya simpanan nutrien di dalam tubuh serta pengamatan terhadap efisiensi pengubahan nutrien untuk proses produksi (partial efficienci). Perhitungan-perhitungan tersebut dapat dipakai untuk menghtung kebutuhan nutrien pada berbagai tingkat produksi baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, bunting, laktasi maupun pada kondisi lain seperti pada saat digunakan sebagai hewan kerja. Data tentang kebutuhan nutrien ini akan dapat dipakai sebagai patokan di dalam menyusun ransum pada berbagai tingkat produksi, baik untuk pertumbuhan, laktasi, produksi telur maupun untuk kerja.